Selasa, 17 September 2013

Jangan Biarkan Tumpul dan Berkarat

seperti pisau yang tidak diasah,
semakin lama akan tumpul dan kemudian berkarat,
hanya akan menjadi lempeng besi yang kehilangan ketajamannya


Setelah disibukkan dengan padatnya aktifitas selepas libur lebaran, minggu lalu akhirnya sempat juga mampir ke gym. Latihan treadmill dan satu sesi aerobik terasa sangat menguras tenaga. Padahal jika dibandingkan dengan porsi latihan rutin seperti biasa masih relatif lebih ringan. Efek karena otot yang terlalu lama beristirahat, ketika mulai kembali dibangunkan butuh sedikit usaha lebih, pegal-pegal dan kaku saat bangun pagi.

Demikian pula ketika skill terlalu lama tidak diasah, semakin lama akan tumpul, butuh usaha lebih untuk kembali mencapai performance seperti sebelumnya. Seperti pisau yang sudah lama tidak digunakan dan diasah, semakin lama akan tumpul dan kemudian berkarat, hanya akan menjadi lempeng besi tanpa fungsi yang kehilangan ketajamannya. Akan butuh usaha lebih untuk menggunakan kembali sesuai dengan fungsinya. Bagaimana jika kita tidak diberikan waktu untuk mengasahnya kembali? Bagaimana jika tugas dan kesempatan datang terlalu cepat? Bukankah kadang kegagalan menyelesaikan tugas dapat mengurangi point dan mengurangi kepercayaan orang lain atau atasan? Hal yang kurang bijak ketika berada di posisi seperti itu kita mengatakan "Saya sedang tidak siap untuk menyelesaikan ini."

Ketika sampai pada posisi tertentu, kadang zona nyaman tanpa terasa sedikit demi sedikit menurunkan kualitas dan skill yang kita miliki. Seperti proses pisau menjadi tumpul dan berkarat, butuh waktu berminggu-minggu untuk menjadikan kita terpuruk jauh dari level top performance. Dimanjakan dengan beban berpikir yang mulai berkurang, load aktifitas yang menurun, tanpa disadari akan menjadikan kita malas. Terlalu lama mengistirahatkan otak menjadikan ketajaman analisa kita menurun. Ketika suatu saat harus berpikir sedikit lebih keras, seolah beban menjadi terlalu berat, padahal beberapa waktu yang lalu sebenarnya kita pernah dengan mudah menyelesaikan tugas yang sama level kesulitannya.

Bagaimana posisi Anda saat ini? Berada di posisi nyaman yang perlahan membuat Anda tumpul dan berkarat atau sedang berada di posisi menantang yang terus memaksa skill terasah?

Mari sedikit menengok ke belakang, apakah aktifitas Anda saat ini lebih ringan dari bulan-bulan atau tahun-tahun sebelumnya? Jika Anda merasa posisi saat ini lebih tinggi, aktifitas lebih ringan, mari syukuri dan apresiasi pencapaian yang Anda raih. Nikmati hasil dari kerja keras Anda, buah dari ketajaman Anda menaklukkan tantangan. Jadikan semangat untuk terus mengasah skill Anda agar dapat mengatasi tantangan berikutnya di level yang lebih tinggi. Jangan sampai terlena dengan posisi nyaman yang membuat Anda terlalu malas untuk maju. Kenyamanan yang justru merugikan Anda di kemudian hari.

Jika posisi Anda terasa berat, bahkan merasa beban lebih berat dari yang seharusnya mampu Anda tanggung, mari syukuri. Jangan menyerah, karena mungkin Anda tinggal selangkah menuju keberhasilan. Jangan korbankan 99 langkah Anda bersusah payah sampai posisi saat ini, hanya karena Anda tidak berani melangkah 1 kali lagi. Syukuri bahwa tantangan yang melatih Anda tetap terasah, tetap tajam, bahkan naik ke level lebih tinggi. Jangan anggap beban yang lebih berat dari orang lain di level setingkat Anda sebagai halangan, jadikan beban sebagai tantangan. Selalu ada hikmah dan pelajaran dalam setiap tantangan untuk disyukuri. Tidak ada pelaut tangguh lahir dari laut yang tenang.

Seperti apapun posisi Anda saat ini, tetap asah skill, pertahankan dan tingkatkan ketajamannya, jangan biarkan menjadi lempeng besi yang tumpul dan berkarat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;