Gegap gempita bangsa Indonesia malam ini mengapresiasi keberhasilan timnas U-19 memboyong piala AFF 2013 setelah perjuangan panjang dan drama adu penalti . Teriakan dari rumah-rumah yang menyaksikan live perjuangan anak-anak muda Indonesia melawan Vietnam pada laga final Asean Football Federation 2013 U-19 turut memberikan dukungan kepada Evan Dimas dan kawan-kawan. Nuansa nasionalisme tiba-tiba terbakar setelah kekisruhan yang terjadi di pengurusan PSSI dan dunia sepak bola Indonesia.
Optimisme dan harapan kebangkitan sepak bola Indonesia kembali menyala. Dukungan yang seharusnya tetap diberikan kapan saja, bahkan saat terpuruk sekali pun. Apresiasi terhadap prestasi gemilang yang seharusnya diimbangi dengan dukungan sepanjang waktu. Kemana gemuruh dukungan ini ketika kekalahan demi kekalahan menimpa timnas Indonesia di kesempatan yang lain? Apakah sebuah proses perjuangan hanya layak mendapatkan apresiasi ketika mendapatkan hasil maksimal? Bagaimana ketika kondisinya tidak seperti yang diharapkan? Bukankah ketika dalam keaadaan terpuruk dan gagal mereka tetap butuh dukungan?
Sebuah ironi yang menyedihkan, budaya yang seharusnya cepat ditinggalkan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Apresiasi berlebih terhadap prestasi gemilang, kadang terlalu instan tanpa memperhatikan proses panjangnya, berubah menjadi apatis ketika kondisi sedang terpuruk dalam kegagalan.
Sama seperti halnya optimisme ketika semangat jiwa muda yang dimotori mahasiswa menyerukan reformasi beberapa tahun lalu. Apresiasi dari seluruh bangsa Indonesia yang berharap kehidupan politik akan menjadi lebih baik. Kemana dukungan itu ketika saat ini kasus demi kasus membanjiri berita-berita di media seolah membuka mata kita bahwa bangsa Indonesia masih belum banyak berubah. Apalagi menjelang pemilu 2014, tahun politik, ketika beliau-beliau yang haus kekuasaan sudah mulai menerapkan strategi, saling menjatuhkan lawan politiknya, hingga menjadi samar siapa sebenarnya yang bersih dan siapa yang salah. Dukungan seluruh bangsa Indonesia dalam kondisi seperti ini sangat dibutuhkan, lebih cerdas mengambil sikap, lebih jeli menentukan pilihan.
Apa kabar dunia usaha? Apakah sama kondisinya? Apresiasi terhadap iklim yang mendukung kemajuan ekonomi, tetapi tiba-tiba pesimis ketika pemerintah tidak mampu mengontrol dollar yang kadang bergerak liar?
Bagaimana dengan Anda sebagai karyawan? Apresiasi terhadap kebijakan atasan yang dirasa menguntungkan tetapi berubah menjadi kejengkelan luar biasa ketika ternyata yang terjadi sebaliknya? Atau kadang malah ditinggalkan ketika Anda dalam kondisi terpuruk, menemui kesulitan ketika menyelesaikan tugas yang dibebankan? Sementara ketika berhasil dan berprestasi, bukan apresiasi selayaknya yang Anda dapatkan? Tetap sabar, bukan hanya dukungan dari orang lain yang Anda butuhkan, apresiasi diri sendiri terhadap proses dan usaha yang sekuat tenaga dilakukan akan lebih menguatkan.
Anda sebagai owner atau atasan? Sadari bahwa team Anda butuh lebih dari sekedar income. Anda perlu lebih sensitif untuk meng-apresiasi setiap prestasi. Posisi Anda dibutuhkan saat mereka gagal dan terpuruk, berikan kesempatan kedua, juga dukungan.
Berjiwa besar untuk berikan apresiasi saat berprestasi, kuatkan dengan dukungan ketika dalam kondisi terpuruk dan gagal.
Senin, 23 September 2013
dunia kerja,
event,
motivasi,
usaha
Apresiasi Saat Berprestasi, Dukung Ketika Terpuruk
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar