Jumat, 05 April 2013

Loyalitas Tanpa Batas


Pernah dengar loyalitas di tempat kerja atau di tempat usaha? Sebatas mana seorang karyawan mensyukuri nikmat diberikan kesempatan bekerja sedangkan di luar sana pengangguran frustasi menawarkan ijazah? Se-amanah apa Anda sebagai owner atau atasan diberikan kesempatan memiliki karyawan atau team dengan loyalitas tanpa batas? Mencoba mengetuk kesadaran dengan cara yang sedikit berbeda, memaknai yang terlihat "tiada" menjadi "ada", karena loyalitas seharusnya tanpa batas.


"Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang engkau dustakan?"
[ QS. Ar Rahman ]


Ketika di posisi sebagai seorang karyawan, saat seperti apa Anda merasa bersyukur? Mungkin ketika promosi kenaikan jabatan, kenaikan gaji, menerima bonus, atau saat Anda terima gaji bulanan (meskipun mungkin hanya sekedar mampir di rekening 1 atau 2 hari). Saat-saat seperti itu mungkin Anda merasa memiliki energi lebih dalam bekerja, semangat meledak-ledak, mendadak rajin dari hari-hari sebelumnya. Atau mungkin bahkan Anda tidak pernah merasakan seperti itu? Periksa kembali sensitifitas sensor syukur Anda, mungkin ada beberapa komponen yang perlu di-upgrade.

Berapa lama efek syukur dengan kondisi seperti itu mampu bertahan? Ketika dompet kembali menipis, saat jabatan baru mulai membutuhkan tanggung jawab lebih, perlahan energi mulai surut. Anda kembali ke level setting medium seperti sebagian besar karyawan umumnya, datang hanya untuk memenuhi kewajiban absensi agar tidak mendapat sanksi atau peringatan, menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas dan kuantitas sekedarnya bahkan kadang kurang, setelah itu menghitung berapa jam lagi waktu kerja berakhir. Apakah loyalitas Anda hanya sebatas itu? Dimana rasa syukur menjadi orang terpilih dari ratusan bahkan ribuan pelamar lainnya yang tidak diterima bekerja di perusahaan Anda?

Ketika bekerja lebih keras dari karyawan lain, saya tidak menerima gaji lebih banyak, jadi untuk apa harus memberikan lebih? Betul, gaji Anda tidak diukur dari seberapa keras bekerja. Kecuali Anda di posisi penjualan atau marketing yang dibayar lebih tinggi jika menghasilkan volume lebih besar. Tapi dalam hal ini ukuran yang digunakan adalah hasil, bukan proses. Jadi untuk apa bekerja lebih keras jika ternyata hasilnya sama saja? Pemikiran yang logis, ngapain susah-susah jika ada jalan yang lebih mudah? Pernahkah terlintas di ego Anda pemikiran seperti ini?

Bagaimana ketika diberikan challenge, Anda akan mendapatkan lebih jika target yang ditetapkan tercapai? Apakah Anda merasakan energi lebih untuk mencapai target? Demikian halnya ketika sangat membutuhkan bayaran lebih, Anda tiba-tiba rela berlama-lama di kantor untuk kerja lembur. Nah, untuk hal ini, perlu saya tambahkan 1 lagi batas loyalitas, kepentingan. Ketika ada suatu kepentingan yang ingin diwujudkan, Anda menjadi lebih bersemangat. Jadi, seperti apa loyalitas tanpa batas? Apakah sekedar ungkapan tanpa bukti nyata?

Mari sejenak menengok ke dalam nurani Anda, kapan terakhir bersyukur dengan posisi dan pekerjaan saat ini? Apakah posisi Anda 100% adalah hasil usaha tanpa campur tangan Allah? Bagaimana jika kemarin Allah berkehendak lain, mungkin ada kesalahan fatal yang tidak disengaja melemparkan Anda keluar dari posisi saat ini? Atau mungkin kejadian besar seperti demo-demo yang mendadak nge-trend akhir tahun 2012 yang memaksa perusahaan harus efisiensi man power atau bahkan hengkang dari Indonesia? Jika hal itu kemarin benar-benar terjadi, mungkin saat ini Anda tidak lagi sempat membaca tulisan ini. Anda akan sibuk menata kembali hidup yang tiba-tiba terguncang. Jadi, mari bersyukur dengan nikmat Allah yang begitu melimpah.

Ketika rasa syukur itu tumbuh, jaga dan pertahankan levelnya, rasakan dengan sepenuh jiwa Anda. Rasa syukur itu akan menjelma menjadi energi positif yang mengobarkan semangat menjalani profesi dan pekerjaan Anda. Bekerja lebih keras dengan ikhlas tanpa terasa berat dan terbebani. Waktu berlalu begitu cepat tanpa Anda sadari. Loyalitas dengan sendirinya terwujud tanpa batas dengan kunci sederhana namun sering terlupakan, syukur.

Anda seorang owner atau atasan? Team seperti apa yang Anda harapkan? Team yang memberi lebih tanpa Anda meminta? Loyalitas tanpa batas untuk Anda? Sejalan dengan loyalitas yang mereka berikan, Anda juga harus siap dengan reward tanpa diminta. Penghargaan bukan hanya dalam bentuk materi, perhatian pun rasanya akan sangat disyukuri karena loyalitas mereka sudah jauh menembus batasan materi. Kejelian melihat dengan hati mutlak harus Anda miliki, karena sinar prestasi kadang terpaksa tertutup pekatnya awan ambisi. Apalagi dengan team yang besar, mereka dengan loyalitas tanpa batas tidak akan menggadaikan keikhlasan dan rasa syukurnya hanya untuk show up. Jadi Anda yang harus mengasah ketajaman dan sensitifitas untuk memberikan penilaian yang tepat. Jangan sampai loyalitas itu down hanya karena Anda salah memberikan penilaian.

Jika loyalitas sudah menembus batas, pekerjaan menjadi lebih menyenangkan, apakah ini bukan menjadi bumerang yang membuat terlena di zona nyaman? Tidak!!! Mari tetap explore kemampuan dan peluang, suatu saat ketika harus meninggalkan rumah kedua Anda saat ini, berlalulah dengan kemenangan, tinggalkan nama yang pantas dikenang karena dedikasi dan loyalitas. Biarkan orang-orang di sana bercerita tentang bagaimana Anda pulang hingga larut malam, memberi lebih dari yang diminta, berprestasi tanpa ambisi. Ketika suatu saat sudah menjadi "orang lain" dan sejenak terhenti, Anda tidak akan ragu menoleh, dengan bangga meninggalkan jejak loyalitas tanpa batas di sana.

"Lakukanlah seperti orang besar, 
jika saat ini Anda tidak dilihat besar, 
tetaplah bertahan dengan melakukan yang besar, 
tinggal tunggu waktu Anda akan menjadi orang besar, 
jika tidak di dunia maka di akhirat yang lebih kekal"

0 komentar:

Posting Komentar

 
;