Posting di blog Slam Riyadi pagi ini salah satu bukti nyata bahwa hidup adalah pilihan. Ketika inspirasi dihadapkan pada opsi sekedar dipikirkan, sharing sambil menikmati kopi pagi, atau dibiarkan ter-delete dengan sendirinya dari memori, kali ini saya memilih untuk merekam jejaknya di blog yang mudah-mudahan bisa bermanfaat.
Sering kita dihadapkan pada sebuah pilihan sulit yang harus segera diambil keputusan tanpa diberi kesempatan untuk lebih banyak pertimbangan. Seperti Om Ippho Santosa sering ceriwis di buku dan seminarnya, gunakan otak kanan jangan kebanyakan mikir, take ACTION!!!! Maaf Om, saya nyebut tanpa ijin. Bagaimana jika pilihan keputusan yang kita ambil ternyata sangat vital, berdampak panjang terhadap babak hidup selanjutnya?
Om Mario Teguh juga sering mengulang pesan bahwa episode hidup kita hari ini adalah hasil dari keputusan di masa lalu. Maaf Om Mario, saya keceplosan lagi nyebut tanpa ijin.

Ketika pilihan yang kita ambil di masa lalu menjadi sebuah awal dari episode hidup yang lebih baik hari ini, mari bersyukur bahwa kita pernah diberikan keberanian untuk mengambil keputusan. Bagaimana jika ternyata hidup kita saat ini adalah hasil dari keputusan yang salah (atau lebih tepatnya kita anggap salah) di masa lalu? Mari berusaha menjadi pribadi yang bertanggung jawab, berusaha melakukan apapun yang terbaik untuk menjalani kehidupan karena waktu tidak akan dapat diputar kembali. Jika merasa mulai lelah menerima kekalahan dari keputusan yang Anda anggap salah, mari berpikir lebih dalam, pasti ada nikmat yang bisa kita syukuri. Mungkin Allah berikan peluang untuk mengambil jalan sukses yang lain, mungkin Anda diberi kesempatan untuk belajar jauh lebih banyak, atau mungkin diberi kekuatan untuk sabar menerima hal terburuk sekalipun. Yakinlah bahwa pilihan Allah untuk hidup Anda TIDAK PERNAH SALAH.
Jadi untuk hari ini, mari bulatkan tekad dan tuluskan niat untuk BERANI menentukan pilihan. Karena hidup Anda esok hari adalah hasil dari keberanian Anda menentukan pilihan hari ini.
0 komentar:
Posting Komentar